Ketika Pemerintah mengumumkan bakalan ada libur cuti bersama saat lebaran saya masih belum percaya. Baru setelah keluar aturan mengenai hal tersebut baru saya memutuskan untuk mudik. Alhamdulillah senang sekali rasanya, apalagi tahun kemarin tidak bisa mudik karena pandemi.
Segera Booster
Hal yang pertama kami lakukan adalah booster. Hal ini bertujuan agar tidak usah lagi swab antigen yang cukup menyiksa itu hehehe. Untuk anak-anak karena tidak ada booster untuk mereka ya sudah cukup sampai vaksin 2 saja.
Ternyata teman-teman kantor yang lain juga mulai pada booster. Meski awalnya saya menolak ajakan mereka karena tidak percaya bakalan bisa mudik lebaran ini.
Mengajukan Cuti
Mengajukan cuti ini cukup membuat hati dag dig dug. Karena peraturan sebelumnya ada yang melarang cuti tahunan digabung dengan cuti bersama. Tapi alhamdulillah pimpinan mengabulkan cuti saya.
Sehari setelah surat cuti saya ditandatangani tiba-tiba muncul surat edaran baru mengenai cuti. Jujur saya takut jika tidak boleh cuti. Jadi saya tidak mau membacanya. Eh ternyata boleh cutinya digabung. Alhamdulillah, impian pulang kampung semakin nyata.
Membeli Tiket Pesawat
Ini juga membuat saya deg-degan. Soalnya di saat lebaran biasanya harga tiket selangit. Saya harus hitung tabungan dulu apakah cukup untuk beli tiket atau tidak. Alhamdulillahnya lagi ternyata uang tabungan cukup dan berangkatlah kami berlima naik pesawat.
Yang lebih bikin antusias, bandara di Yogya tujuan kami mendarat merupakan bandara baru, sehingga ingin merasakan mendarat di sana. Dan ternyata bandaranya sangat luas dan bisa dijadikan tempat piknik. Selain itu landasan pacu yang panjang membuat pendaratan dan lepas landas terasa lebih nyaman. Kapan-kapan deh saya ceritakan detailnya di postingan lain.
Bagasi 100kg
Anak-anak sudah mulai besar. Untungnya harga tiket mereka belum seratus persen tapi sudah dapat bagasi yang sama. Jadi masing-masing orang mendapat 20 kg jatah bagasi. Jadi total bagasi kami adalah 100 kg. Wah bisa bawa apa aja nih tanpa takut over bagasi hihihi.
Kami hanya membawa koper dan beberapa oleh-oleh. Alhamdulillah tidak kelebihan bagasi malahan masih sisa banyak. Jarang-jarang lho dapat bagasi sebanyak ini. Bahkan mobil jemputan saja adik menyediakan dua katanya biar muat hahaha kayak mau bedol desa saja ya.
Oleh-Oleh
Setiap mau membawa oleh-oleh sebenarnya bingung mau dibawain apa. Tapi kami sudah memiliki oleh-oleh tersendiri yaitu kopi dan jeruk. Kebetulan kopi yang kami beli ini adalah kopi yang digiling oleh usaha rumah tangga. Jadi kami pesan baru kemudian dimasak dan digiling sama penjualnya.
Sedangkan jeruk kami memilih jeruk kuok yang terkenal manis. Wah kalau lihat isi jeruknya yang merah-merah, dijamin langsung ngiler deh. Jeruk ini juga jadi primadona di kampung halaman saya. Nenek saya saja suka, padahal beliau itu tidak bisa makan asam sedikit saja jadi tidak ragu lagi kan kalau jeruk saya ini manis.
Selain itu kami juga meminta orang tua untuk memasakkan rendang karena beliau ini sangat enak kalau memasak rendang. Sekitar 7 kilogram daging dimasak rendang hari itu. Pokoknya rasanya maknyus deh gak ada lawan.
Pulang kampung itu selalu memiliki kisah unik tersendiri. Rempong tapi asyik, suasana dan bahagianya itu beda. Untuk teman-teman yang sudah tidak merasakan mudik lagi pasti kangen deh suasana mudik ini. Kalau teman-teman bagaimana cerita mudiknya? Sharing keseruannya di kolom komentar yuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah meninggalkan jejak. Mohon maaf komentar dengan link hidup akan dihapus ya....