Kamis, 11 Mei 2023

# kenangan # ramadan

Simbah dan Tape



Tahun ini kami tidak bisa mudik. Sebenarnya keinginan itu ada tapi apa daya biaya tak mencukupi. Setelah harus membayar uang pangkal untuk masuk SD si Bungsu, Si Sulung juga minta les animasi. Wkwkwk yah mungkin belum rezeki untuk pulang lagi. Makanya harus rajin-rajin mengais rezeki biar akhir tahun bisa kembali mudik. 

Karena tak bisa mudik inilah akhir-akhir ini saya sering mengingat simbah. Satu hal yang saya kangeni dari beliau di saat menjelang lebaran yaitu membuat tape. 

Cara Membuat Tape


Saya masih ingat dulu waktu saya kecil saya sering melihat simbah membuat tape ketan. Membuat tape ketan itu agak ribet pertama ketan dicuci dulu kemudian di rendam selama semalaman. Setelah direndam selama semalam kemudian ketan ditiriskan dan dikukus kurang lebih setengah jam. Lalu ketan dicuci lagi dan dikukus lagi sampai matang. 

Setelah matang taruh di nampan/tampah sampai ketan dingin. Sebelum memberi ragi pada ketan tersebut kita harus memastikan bahwa ketan kukus tersebut sudah benar-benar dingin. 

Kata Simbah satu lempeng ragi tape bisa untuk sekilo ketan. Nah ragi yang akan kita taburkan pada tape ditumbuk halus terlebih dahulu. Bagian meratakan ragi dengan tape ini juga cukup memakan waktu. Nggak cukup lima menit hihi karena ketan sudah dalam keadaan dingin yang lengket. Dan kita juga harus memastikan bahwa ragi tercampur dengan rata

Ada satu tambahan bahan yaitu larutan gula dan bawang. Kata Simbah ini akan membuat tape lebih manis. Larutan ini hanya diberikan selapis pada wadah pembungkus. Setelah ketan dibungkus kemudian disimpan dalam wadah tertutup dan ditunggu selama 3 hari untuk mendapatkan tape yang nikmat. 

Membuat Tape Tahun Lalu


Tahun lalu pas pulang kampung Simbah dengan semangat membuat tape 3 kilo untuk menyenangkan kami cucu-cucunya. Agar tidak repot membungkus dengan daun pisang kami membeli cup pudding agar lebih mudah mengemasnya.

Sayangnya saya yang sudah janji akan membantu membungkus malah ketiduran. Tidak ada seorangpun yang membangunkan saya saat itu. Pas bangun rupanya proses membungkus tape sudah hampir selesai. 

Tapi saya dilarang oleh Simbah ikut membungkus tape. Apa pasal? Ternyata saya lagi masa haid dan tidak boleh membungkus tape. Konon kalau tetap membungkus tape maka tape akan terdapat noda merah. Maka kami mencoba membungkus satu bungkus untuk membuktikannya.

Namun ternyata hal tersebut adalah momen terakhir kami membuat tape bersama Simbah. Karena pada akhir tahun 2022 lalu Simbah dipanggil Allah SWT.  Nggak terbayang betapa sepinya tahun ini tanpa ibu dan tanpa Simbah

Baca Juga: Amplop Lebaran

Simbah dan Tape


Awal-awal simbah membuat tape hasilnya berwarna merah. Banyak yang bilang itu karena saat membungkus sedang dalam kondisi haid. Namun kami sudah membuktikan bahwa hal tersebut hanyalah mitos. Bisa jadi tape berwarna merah karena kebanyakan bawang pada larutan yang di lapiskan pada pembungkus tape. 

Tapi Simbah tetap membuat tape dari tahun ke tahun. Hasilnya lama-lama perfecto dan kami selalu mendapatkan jatah dari tape ketan simbah yang manis dan legit. Rasanya kangen sekali dengan tape simbah. Kangen dengan simbah yang meski sudah sepuh tapi masih sehat, masih bisa memasak, mengurus kucing dan ayam. Kangen saat-saat simbah membuat tape, begitu telaten dan hasilnya ciamik.

Sebuah kenangan yang tak akan terlupakan sepanjang masa. Selamat jalan  Mbah semoga Allah melapangkan kuburmu. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah meninggalkan jejak. Mohon maaf komentar dengan link hidup akan dihapus ya....