Kamis, 26 Mei 2022

# Cerita # Flash Fiction

Amplop Lebaran




Lebaran kali ini agak sedikit berbeda. Bapak mengajak kami berkunjung ke rumah salah seorang famili yang mungkin dulu hanya beliau kunjungi bersama Ibu. Namun kali ini karena sudah berjumpa di acara buka bersama beliau memutuskan agar kami ikut serta.


Akhirnya kamipun serombongan ikut pergi. Agak lama di rumah tersebut. Bapak memanggilnya Mbokde, jadi sayapun memanggilnya Simbah. Singkat cerita di akhir acara ada bagi-bagi amplop lebaran, biasalah kalau lebaran kan. Anehnya yang simbah tuju pertama adalah aku.

Aku agak grogi sebenarnya, dan ada firasat yang tak beres. 

"Nyoh Nduk (Ini Nduk)," kata Simbah sambil mengulurkan amplop padaku.

"Maturnuwun Mbah (Makasih Mbah)," Lalu amplop itu kuberikan pada anak sulungku yang kebetulan duduk tepat disampingku.

Kupikir Simbah akan beralih ke anak-anak yang lain. Tapi ternyata tidak. Beliau kembali memberiku amplop, lalu kukasih pada Lala, ponakan yang duduk di sebelah kananku. Hal itu berulang hingga semua anak mendapatkan amplop.

"Uwes Nduk (Udah Nak)?" 

"Sampun Mbah (Sudah Mbah)." Jawabku karena merasa semua anak sudah menerima amplop.

"Lha nggonmu endi? (Lha punyamu mana?" Aku kaget Simbah malah nanya amplopku.

"Kulo sampun Mbah (Saya udah Mbah)."

"Lha endi duduhno amplopmu, lha lak durung to (Mana tunjukkan amplopmu, nah kan belum)" Kata Simbah ketika aku tidak bisa menunjukkan amplopku.

Kemudian Simbah memberiku satu amplop lagi. Untukku, ya untukku emak-emak beranak tiga. 

Kudengar di sebelah suara cekikikan dari adik dan kakakku. Sementara mata anak-anak melotot tajam ke arahku mau meminta amplopku.

Owalah mbah-mbah apa aku ini mirip ketua genk anak-anak?

8 komentar:

  1. MasyaAllah cerita nya lucu dan mengharukan bun
    Itu masih terjadi di jawa ya ternyata
    Jadi rindu sm mbah yg udah almarhumah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Bun kami aja masih ngakak kalau ingat cerita tsb. Lebaran gak pulkam ya Bun?

      Hapus
  2. Bahagianya ya.. Emak2 dikira msh bocah.. Hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkwkwk rezeki Emak Sholeha kali ya mbak 😁

      Hapus
  3. wah kucu sekali ya, tak terduga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak sampai sekarang pun masih ketawa kalau ingat itu

      Hapus
  4. Hahahaha yo Wis mba rezeki berarti 😄. Masih dikira masuk kategori remaja 😄👍.

    BalasHapus

Terima kasih sudah meninggalkan jejak. Mohon maaf komentar dengan link hidup akan dihapus ya....