Tak terasa waktu terus berjalan, hingga saat di usiaku yang sudah
kepala tiga. Tentu saja jika berbicara tentang pencapaian kadang membuatku
bingung untuk menjawabnya. Namun akan coba kujabarkan satu persatu.
Masa Sekolah
Dulu waktu sekolah pencapaian tertinggi adalah bisa mendapatkan
rangking paling tidak lima atau sepuluh besar di kelas. Tentu saja itu adalah
kebanggaan tersendiri bagiku dan orangtuaku. Namun saat masih duduk di bangku
sekolah saya selalu takut sesumbar, takut kalau hari ini sesumbar besok mendapatkan
kejatuhan. Dan prinsip itu selalu saya pegang hingga sekarang.
Ketika lulus SMA, pencapaian tertinggi adalah bisa masuk perguruan
tinggi favorit. Saat itu aku hamper putus asa karena tidak diterima di
perguraun tinggi impianku. Namun kekecewaan itu terbayar manakala aku diterima
di salah satu perguruan tinggi kedinasan. Masa depan indah sudah tergambar
jelas. Dan lagi-lagi orangtuaku pasti bangga dan bahagia.
Ketika lulus kuliah pencapaian tertinggi adalah ketika mendapatkan
nilai IPK yang juga memuaskan. Bahkan masuk dalam 20 besar kala itu. Suatu hal
yang tidak disangka karena saat kuliah aku merasa pelajarannya cukup sulit.
Masa Bekerja
Awal-awal penempatan pencapaian tertinggi adalah bisa ditempatkan di
kantor pusat, namun itu berlaku hanya pada sebagian anak lulusan baru. Tidak
termasuk saya, akan tetapi waktu itu ditempatkan di kantor provinsi merupakan
pencapaian tertinggi menurut saya waktu itu.
Seiring berjalannya waktu tentu saja penempatan dimana bukan lagi
menjadi tolok ukur. Nyatanya mereka yang di kantor pusat maupun peovinsi masih
begitu-begitu saja dalam waktu 4 tahun. Di tahun ke empat saya sangat bersyukur
mendapat promosi meskipun ada kesedihan disana.
Pada akhir tahun 2019 saya merasa bangga bisa naik podium karena
menjadi tim dengan presentasi terbaik dimana saya yang menjadi narasumbernya.
Alhamdulillah wa syukurillah. Saat ini terus bekerja dengan baik agar bisa
memajukan instasi dan mengembangkan diri.
Masa Berbisnis
Orang tua saya dulunya juga abdi negara dan pebisnis, dan jejak itupun
saya ikuti. Bahkan bisnis orang tua berjalan dengan baik hingga sekarang dan
omzetnya bisa puluhan juta sehari.
Dalam berbisnis memang banyak kendala yang dihadapi. Yang paling berat
adalah melawan diri sendiri yang kadang timbul malasnya. Padahal semangat
membara itu diperlukan. Menjadi 25 besar dalam tim marketer saat ini merupakan
pencapain yang cukup membanggakan meski saya belum puas. Hal itu menunjukkan
bahwa ternyata saya juga bisa berbisnis kan.
Sebagai manusia biasa kita memang selalu merasa tidak puas. Namun
halau rasa ketidakpuasan itu dengan rasa syukur, karena apa yang diberikan
oleh-Nya adalah yang terbaik untuk kita. Yang penting ikhtiar sudah maksimal,
soal hasil sudah ada penentunya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah meninggalkan jejak. Mohon maaf komentar dengan link hidup akan dihapus ya....