Banyak yang bilang sebenarnya
negara kita belum merdeka.
Ah masak iya sih? Kan sudah nggak
ada perang lagi, kan kita sudah bisa bebas upacara merayakan kemerdekaan. Kok
dibilang belum merdeka?
Kenyataan memang pahit,
sepertinya kita sudah merdeka tapi pada kenyataannya belum. Kita masih terjajah
namun dalam hal ekonomi dan budaya. Hayo ngaku siapa disini yang tergila-gila
sama drakor (drama korea), atau yang demen
sama K-POP. Pasti banyak kaaaannnn?
Apalagi untuk anak remaja saat ini. Meskipun kita tidak bisa menampik tontonan
lokal memang masih kalah jauh dibanding tayangan dari luar negeri.
Apakah hal demikian juga terjadi
pada produk-produk kita sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi? Bisa ya bisa
tidak. Ada tiga alasan kenapa produk-produk tersebut perlu diimpor dari luar
negeri. Pertama tidak dapat diproduksi di dalam negeri, biasanya barang-barang
modal untuk industri. Kedua produksi di dalam negeri ada tapi tidak mencukupi,
seperti impor bahan makanan. Dan ketiga barang tersebut bisa diproduksi di
dalam negeri namun memerlukan biaya yang mahal, jadi impor justru lebih menekan
biaya produksi dan dianggap lebih murah.
Impor sendiri ada tiga jenis
yaitu impor barang modal, impor bahan baku/penolong dan impor barang konsumsi.
Berdasarkan data dari BPS, pada bulan Juli 2018 impor bahan baku/penolong
mendominasi impor negara kita yaitu sebesar 75,02 %. Impor barang modal
menduduki peringkat kedua yaitu sebesar 15,75 % dan impor barang konsumsi di
posisi terakhir dengan porsi 9,23 % dari total impor.
Meskipun impor barang konsumsi
ini porsinya paling kecil namun mengalami lonjakan cukup tinggi jika dibandingkan dengan impor barang
konsumsi selama Juni 2018 yaitu 70,50 %. Wah ngeri juga ya dalam sebulan
lonjakannya sudah segini besarnya. Sementara itu dari e-commerce tercatat bahwa selama 2017 transaksi yang dicacat oleh
BI sebesar 85 triliun. Sayangnya dari total produk yang dijual secara online di
Indonesia hanya ada 6-7 % yang merupakan produk lokal. Sisanya 93-93 %
merupakan produk impor.
Wah ternyata produk kita masih
kalah saing dengan produk luar negeri. Buktinya dari e-commerce kita kalah jauh. Duh
syediiihhh.
Memang sih bukannya tanpa alasan
lebih banyak orang menyukai barang-barang impor. Alasan yang sering ditemui
antara lain:
1. Kualitas
Seringnya kualitas barang impor memang jauh
lebih baik daripada produk lokal. Tapi ya tidak semua ya, masih ada juga kok
barang yang kualitasnya sama atau bahkan lebih baik dari produk impor.
2. Kemasan produk yang kurang
menarik
Biasanya konsumen itu suka
kemasan yang menarik walaupun kualitasnya kurang bagus. Nah kemasan ini kadang
masih belum “menjual” sehingga tidak diminati pasar.
3. Gengsi
Nah alasan yang satu ini
sebenarnya sering ditemui namun jarang diakui. Membeli barang impor
biasanyameningkatkan prestise pembelinya.
Apalagi barang branded yang harganya
bikin geleng-geleng kepala. Padahal kualitas serupa namun harga bersahabat
masih banyak ditemui di dalam negeri. Tapi ya itu tadi gengsi masih mengalahkan
isi dompet.
Padahal kebanyakan melakukan
impor barang konsumsi memiliki dampak yang kurang baik bagi perekonomian di
dalam negeri. Yang paling besar dampaknya adalah melambatnya pertumbuhan
ekonomi. Nah kalau pertumbuhan ekonomi melambat biasanya akan berdampak
terhadap masalah sosial seperti pengangguran dan kemiskinan. Belum lagi hutang
negara yang menggunung akibat devisa tak lagi di dapat karena neraca
perdagangan yang negatif. Duh ngeri banget ya?
Makanya kita belum bisa merdeka
kalau ternyata perekonomian dan budaya kita justru berkiblat kepada negara
tetangga. Nah bagaimana caranya melawan jajahan produk impor ini?
1. Perbaikan kualitas produk
dalam negeri
Agar konsumen tidak lari ke produk impor
sudah seharusnya produsen mulai memperbaiki kualitas produknya. Namun ini bukan
hanya tanggung jawab dari produsen itu sendiri tapi juga pemerintah. Pemerintah
perlu mendukung dengan memberikan pelatihan dan edukasi terutama untuk produsen
UMKM agar bisa lebih maju dan berdaya saing tinggi.
2. Dukungan pemerintah melalui
program cinta produk dalam negeri dan pembatasan impor.
Pemerintah
juga memiliki peran dalam mengurangi produk impor yang membanjiri pasar dalam
negeri. Selain membatasi impor pemerintah juga bisa mengeluarkan program cinta
produk Indonesia seperti yang pernah dilakukan ketika krisi moneter melanda
negara kita
3. Konsumen melek terhadap produk
local
Selain
produsen dan pemerintah, konsumen juga memiliki peran yang penting dalam
melawan penjajahan produk asing ini. Memang sebagai seorang konsumen kita bebas
memilih produk mana saja yang kita kehendaki. Namun bijak dalam berbelanja
mungkin sangat diperlukan untuk melindungi industri di dalam negeri terutama
dari produsen yang merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
Memang tidak dapat dipungkiri
bahwa produk impor tetap kita perlukan. Namun untuk barang-barang tertentu
saja. Mungkin barang-barang lain seperti tas, sepatu dan barang lain yang sudah
banyak di produksi di dalam negeri sebaiknya memang kita beli dari pengrajin
lokal.
Tapi kan kalau belanja di marketplace susah nyarinya.
Hihihi iya sih saya dulu juga
begitu. Asal beli saja mana yang dirasa cocok tanpa memerhatikan tentang
ekonomi bangsa. Namun ketika impor begitu mengancam maka pilihan untuk membeli
produk-produk lokalpun menjadi prioritas. Untung saja ketemu Qlapa yang memang
hanya menjual barang-barang lokal.
Mau cari apa? Baju, tas, sepatu
sampai peralatan dapur semua tersedia di Qlapa. Pasti bergengsi deh kalau untuk
gaya-gayaan nggak akan kalah sama tetangga sebelah #ups. Nggak hanya itu
barang-barang yang ada di Qlapa juga bisa dijadikan hadiah lho. Soalnya ada
menu inspirasi kadonya.
Mau nyari kado ultah, kado
anniversary, kado pernikahan juga kado valentine. Misalnya kayak saya yang lagi
nyari kado buat adik saya yang bentar lagi ulang tahun. Tinggal klik menu inspirasi
kado dari halaman utama, kemudian klik inspirasi kado ulang tahun maka keluarlah
berbagai pilihan kado yang bisa dipilih. Mulai dari aksesoris, sepatu dan
lainnya.
Selain barangnya yang merupakan
produk lokal salah satu keunggulan belanja di Qlapa adalah bisa meng-customize pesanan kita karena di Qlapa kita
langsung membeli dari pembuatnya.
Ah ternyata mudah ya mencintai
produk lokal dan menggunakannya. Menurutmu gimana? Apakah kita sudah merdeka?