Ketika saya tanya begitu ternyata ada saja yang memberikan jawaban hak ada juga yang memberikan jawaban kewajiban. Tadinya saya akan menjawab kewajiban tapi ternyata tidak juga, setelah saya renungi kewajiban ada yang duluan ada yang belakangan. Ada juga hak yang diberikan di depan ada juga yang diberikan di belakang.
Apa contohnya?
Sebagai seorang Aparatur Sipil Negara, gaji merupakan hak
yang diberikan terlebih dahulu sebelum kita melaksanakan kewajiba. Jadi gaji bulan
Januari ya untuk pekerjaan yang kita laksanakan selama bulan Januari. Berbeda
dengan tunjangan kinerja yang diberikan belakangan. Setelah kinerja kita
dinilai barulah tunjangan itu diberikan. Jadi tunjangan kinerja yang diterima
bulan Februari misalnya itu adalah prestasi kita selama bulan Januari.
Nah masalahnya sekarang ada beberapa oknum yang kadang
meminta hak yang harusnya diterima di belakang ini dimintanya sebelum
kewajibannya selesai. Sebaiknya sih jangan menjadi orang seperti ini ya,
soalnya kasihan sama orang yang diamanahi memegang hak kita. Di satu sisi dia
ingin membantu kita sementara di sisi lain dia tidak bisa karena kewajiban
belum kita selesaikan.
Parahnya kadang oknum seperti itu kalau tidak dituruti terus
marah. Si pemegang hak jadi sasaran. Yang nggak ditegurlah, yang kemudian jadi
omongan sana-sini kalau doi pelit. Sementara Si Pemegang Hak Kita tadi juga
serba salah. Dikasih dia salah karena tidak sesuai Standard Operational Procedure walaupun hal ini akan
menyelamatkannya dari dimusuhi orang. Sedangkan tidak dikasih bakalan makan
hati.
Ada yang pernah seperti ini? Baik sebagai si oknum maupun
sebagai Si Pemegang Hak Oknum tersebut. Hehehe mudah-mudahan tidak ya, karena
urusannya dengan hati dan ini bakalan rumit ke depannya.
Kalau jadi Si Oknum jangan sampai lah ya. Selalu tempatkan
diri diporsi kita masing-masing. Kalau Si Oknum dan Si Pemegang Hak memang
telah saling percaya bahwa haknya diambil sebelum tunai kewajiban tentu ini
tidak akan menimbulkan masalah. Namun jika track
record Si Oknum sudah tidak ‘bersih’ ya jangan salahkan kalau permintaanya
ditolak.
Sebaliknya untu si Pemegang Hak sebaiknya jangan baper.
Tindakan anda menolak Si Oknum sudah benar, karena hal tersebut tidak sesuai
dengan SOP. Abaikan saja sikap Si Oknum ini, karena ini merupakan filter kita
untuk mendapatkan sahabat terbaik. Jika Si Oknum sahabat kita tentu tidak akan
menyusahkan kita.
Mudah-mudahan kita semua diberi kemudahan dalam melaksanakan
pekerjaan kita sesuai dengan yang diamanahkan. Kewajiban yang diberikan bisa
diselesaikan dengan baik dan hak yang kita peroleh sesuai dengan apa yang kita
kerjakan. Jikalaupun hak kita tidak sesuai dengan kewajiban yang kita
kerjakan,jangan berkecil hati. Rezeki itu pasti tidak akan salah tempat.
Semoga bermanfaat dan bisa menjadi obat baper J
Ada gitu mba yg minta tunkin sebelum waktunya? Harap bersabar aja mba mungkin ujian hihi. Thanks for sharing. Salam kenal mba saya enny di grup KEB.
BalasHapusternyata saya nggak sendiri ya.....makasih mbak salam kenal juga
HapusSepertinya tergantung situasi dan kondisi ya, Mbak. Mungkin jalan tengahnya kalau itu sebuah pesanan barang/jasa bisa diberikan uang muka dulu saja. Jadinya hak diberikan, tapi tidak sepenuhnya. Gimana kesepakatan kedua belah pihak saja baiknya seperti apa:)
BalasHapusiya mbak hak dan kewajiban itu memang tidak mutlak harus kewajiban dulu baru hak, ternyata bisa juga jalan beriringan.
HapusKaya buah simalakama ya mbak. Kasih kena ga dikasih juga kena
BalasHapusKaya buah simalakama ya mbak. Kasih kena ga dikasih juga kena
BalasHapus