![]() |
credit |
Suatu
hari seorang Ibu mendapati anaknya sedang menangis. Ketika ditanya ternyata si Anak menangis karena Ibunya membuatkan mi goreng yang bukan seleranya. Si Anak tidak mau mi gorengnya dicampur telur.
“Ya
sudah nanti telurnya Ibu makan.” Kata Ibu, kemudian si Anak diam. Namun tak
berapa lama si Anak mengis lagi.
“Susah
Bu misahin telurnya, sudah tercampur.”
Si
Ibu tersenyum kemudian menyuruh anaknya memakan mi nya bukan menyingkirkan
telurnya. Dan kini Si Anak dengan tenang menikmati mi nya hingga tinggal
tersisa telur yang akan dimakan ibunya.
Belajar
dari Si Ibu, dalam kehidupan sehari-hari kita seringkali seperti si Anak.
Ketika ingin meraih tujuan kita sering salah fokus. Seperti si Anak tadi, dia
ingin makan mi tanpa dicampur telur. Bukan mi yang dia makan malah telur yang
dia singkirkan. Kita seringkali tidak fokus pada tujuan namun justru malah
lebih fokus terhadap hambatan.
Apa
akibatnya?
Kita
akan merasa berat mencapai tujuan, sama seperti si Anak tadi yang kesulitan
memilah telurnya. Namun ketika kita ubah fokus kita ke tujuan maka akan terasa
lebih mudah, hambatan yang menghadang seolah tersingkir dengan sendirinya.
Seperti si Anak ketika dia fokus kepada mi nya makan telur-telur yang tidak
disukainya itu tersisih sendiri.
Mari
kita benahi fokus kita, fokuslah ke tujuan bukan hambatan. Dengan fokus ke
tujuan makan semua akan lebih mudah kita jalani. Identifikasi lagi kebutuhan
untuk mencapai tujuan, maka hambatan akan tersingkir dengan sendirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar