Sebelum saya kuliah setiap sakit
saya selalu dibawa ke dokter. Walaupun kadang saya merasa hanya sakit ringan
tapi tetap saja dibawa ke dokter. Hingga akhirnya suatu hari saya harus
merantau, karena harus kuliah dan tidak tanggung-tanggung saya yang dari
kampung pergi ke Ibu Kota Jakarta.
Di Jakarta tentu saya harus
mengurus keperluan saya sendiri, meskipun ada famili disana tapi saya tidak mau
merepotkan dan sudah memutuskan untuk menghuni tempat kos. Disinilah dilema saya
mulai muncul tatkala sakit menyerang. Sebelum kos masih ada Budhe yang merawat
saya ketika sakit dan mengantar ke dokter. Di kos tentu semua sibuk dengan
urusan masing-masing dan pergi ke dokter? Jujur saya sangat malas. Kalau beli
obat yang dijual bebas? Jujur saya bingung mau beli obat merek apa, karena
selama ini saya tidak pernah minum obat yang dijual bebas, semua obat dari
dokter.
Akhirnya saya meringkuk di kosan
dan beberapa hari izin kuliah. Masalah makan saya menitip kawan-kawan saya yang
pergi membeli makan. Syukurlah kondisi saya berangsur membaik, namun di
kemudian hari saya menyesal. Gara-gara izin sakit berhari-hari nilai semester
pertama saya bisa dibilang jelek, kurang bagus da nada beberapa mata kuliah
yang mendapat nilai C karena saya sering absen kuliah.
Belajar dari pengalaman tersebut
saya bertekad bulat untuk segera menuntaskan penyakit yang menyerang. Pertama
saya mulai menyetok vitamin, utamanya vitamin C. Kedua saya mulai memilih obat
untuk mengatasi penyakit saya. Beberapa merek pernah saya coba namun tidak
mempan untuk saya. Saya tetap meringkuk selama beberapa hari, dan harus
memaksakan diri pergi kuliah karena tidak ingin mendapatkan nilai jelek lagi.
![]() |
Bodrex Batuk Flu Hijau ini yang jadi andalan saya karena seringnya saya terserang batuk berdahak Credit |
Suatu hari saya sakit lagi. Parahnya
sakit ini menyerang menjelang ujian. Dalam pikiran saya saat itu adalah
melenyapkan penyakit sesegera mungkin sebelum ujian menjelang, karena saya
harus belajar supaya nilai-nilai saya bagus.
Dalam kondisi sakit itu Ibu
menelpon menanyakan kabar, beliau juga mengabarkan bahwa Nenek sedang sakit
tapi berobat jalan saja. Tiba-tiba saya ingat sesuatu, ingat Nenek yang sering
enggan ke dokter.
“Aku minum bodrex aja kacek (manjur).” Begitu kilah Nenek tiap
diajak ke dokter. Dan hal tersebut menginspirasiku, ya kenapa aku tidak mecoba
bodrex saja.
![]() |
Bodrex andalan Nenek Credit |
Malam itu juga selesai Ibu
menelpon aku langsung ke minimarket terdekat untuk membeli bodrex. Sampai di
minimarket tersebut aku sempat bingung ternyata bodrex memiliki beberapa varian. Antara lain bodrex reguler, bodrex extra, bodrex flu dan batuk berdahak (hijau), bodrex flu dan batuk tidak berdahak (biru) serta bodrex migra. Varian yang sering diminum Nenek adalah bodrex tablet regular, namun saat itu
saya tidak membelinya karena saya melihat varian bodrek flu dan batuk berdahak. Selain sesuai
dengan jenis penyakit saya saat itu saya juga terngiang dengan iklannya di TV.
Pulangnya langsung saya minum
obat tersebut. Alhamdulillah esok paginya saya merasakan ada perubahan tidak
loyo lagi dan batuk pileknya sudah mulai berkurang, untungnya saat itu libur
jadi betul-betul saya manfaatkan untuk istirahat agar malamnya saya bisa
belajar.
![]() |
Bodrex Migra ampuh sembuhkan sakit kepala sebelah Credit |
Ujian berjalan lancar. Ketika nilai
ujian diumumkan hasilnyapun lebih baik daripada semester sebelumnya. Dan semenjak
itu saya selalu menyediakan stok bodrex dikosan.
Pengalaman bersama bodrex tidak
berhenti hanya sampai disitu. Semenjak saya lulus saya sering mengalami migrain.
Rasanya seperti berdenyut di satu sisi kepala, sakitnya juga luar biasa
sampai-sampai saya benturkan kepala ini di dinding untuk menandingi sakitnya. Tapi
tidak mempan.
Suatu hari saat menonton televisi
saya melihat Titi DJ beriklan bodrex. Kali itu sakit kepala sebelah keluhannya,
dan disarankan minum bodrex migra. Berdasarkan pengalaman sebelumnya bersama
bodrex flu dan batuk yang begitu memuaskan maka kali inipun saya tak ragu untuk
memilih bodrex migra menyembuhkan sakit kepala sebelah yang saya derita. Khasiatnya
ternyata dahsyat, beberapa jam kemudian sakit kepala sebelah saya hilang dan
sayapun bisa berkativitas kembali.
Hingga saat ini saya masih setia
menggunakan bodrex, hanya ketika hamil dan menyusui saya sementara menghentikan
minum obat ini. Jika dihitung waktu mungkin sekitar delapan tahunan. Meski sudah
delapan tahun bersama bodrex namun baru kali ini saya ikut program brodex dan
setelah saya cek ke fanpage facebook
bodrex ternyata kegiatan bodrex begitu banyak. Mulai dari kegiatan sosial, lomba
foto dan sekarang lomba menulis. Mudahan ke depannya kegiatan seperti ini bisa
terus digalakkan, sehingga bodrex makin dikenal masyarakat luas.
![]() |
tweet tulisan saya |
![]() |
follow bodrex dan viva log |
![]() |
like fanpage fb bodrex |
salam blogwalking gan....semoga lancar jaya
BalasHapusmakasih gan
Hapussukses yaa
BalasHapusterimakasih mbak hana :)
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus