Selamat Hari Ibu….
Kenapa sih Hari Ibu dirayakan tanggal 22 Desember?
Sambil ngintip-ngintip buku
sejarah, rupanya pada tanggal 22-25 Desember 1928 pernah dilaksanakan Kongres
Perempuan I di Yogyakarta, tapi ditetapkannya tanggal 22 Desember sebagai Hari
Ibu baru diputuskan pada Kongres Perempuan III tahun 1938 dan ditetapkan juga
melalui Dekrit Presiden No. 136 Tahun 1959.
Sebenarnya misi awal
ditetapkannya Hari Ibu adalah untuk
mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas
bangsa. Kini Hari Ibu diperingati untuk mengungkapkan rasa sayang dan terima
kasih terhadap jasa besar Ibu.
Bagi saya sendiri tak ada perayaan
istimewa untuk Hari Ibu, juga tidak pernah ada kado khusus untuk Ibu. Memang
dari dulu kami tidak pernah ada acara khusus untuk memperingati Hari Ibu tapi
kami sering mengucapkan Hari Ibu kepada Ibu.
“Selamat Hari Ibu ya, Bu.” Ucapku
dan Bapak serentak.
“Mumpung Hari Ibu, Ibu libur dulu
ya ngerjain kerjaan rumah.” Begitu jawab
Ibu, walaupun tidak sungguh-sungguh tapi hal tersebut membuat kami takut. Bagaimana kalau Ibu beneran libur di Hari Ibu, siapa yang
mau mengerjakan pekerjaan Ibu?
Ibu memang bawel, tapi percayalah
kebawelannya itu karena beliau teramat sayang kepada anaknya. Karena ketika
anak mulai bertumbuh dan sedang masa penyaringan baik buruknya perilaku,
kebawelan Ibu cukup berperan. Kalau dulu Ibu tidak bawel menyuruh saya berhenti
minum es mungkin saya tidak tahu kalau es yang di pasaran itu ada pemanis
buatan yang mengakibatkan batuk. Kalau Ibu dulu tidak bawel mungkin saya tidak
tahu kalau bicara sekenanya itu bisa menyakiti hati orang. Yah, terkadang kita
anak-anaknya tidak suka dengan kebawelannya begitupun anak kita nanti, tapi
kebawelan itulah yang menuntun kita menemukan jalan yang benar.
Satu hal lagi yang menyadarkan
saya bahwa anak walaupun sudah berumur berapapun tetaplah anak kecil di mata
Ibu dan Bapaknya. Kesalahan apapun yang diperbuat anaknya orang tua pasti
memaafkan walaupun kata maaf dari anaknya tak pernah terucap. Kalaupun terucap,
kata maaf itu akan menjadi sesuatu yang mengharukan bagi orang tua.
Perjuangan Ibu tidaklah mudah,
dari mulai mengandung, melahirkan, menyusui hingga mendidik anak-anaknya dalam jangka
waktu yang lama. Ibu tidak pernah mengeluh, Ibu bahagia melihat anaknya tumbuh
besar, menjadi orang pintar dan kemudian menjadi orang yang sukses. Ketika anaknya
sukses Ibu tidak pernah meminta imbalan malah
kadang kita lupa bahwa ada jasa Ibu di belakang kita. Waktu anaknya kesusahan,
Ibulah yang akan menjadi penolong pertama. Bahkan seorang Ibu rela mengorbankan
jiwanya demi anak-anaknya.
Tahun ini adalah kali pertama,
kami para pegawai Badan Pusat Statistik merayakan Hari Ibu dengan upacara yang
diselenggarakan pada hari Rabu (maaf tidak ada fotonya). Rasanya terharu sekali
walaupun saya tidak dapat ikut karena melaksanakan tugas sebagai Ibu (menjaga
anak).
Mudah-mudahan catatan kecil ini
ada manfaatnya.
Sekali lagi Selamat Hari Ibu