Rabu, 09 September 2020
Rabu, 15 Juli 2020
Selasa, 19 Mei 2020
buka dan sahur.
Isi risolespun disini kebanyakan
mihun, jarang menemukan yang isi sayur. Sebenarnya isi risoles yang enak itu
yang pakai ayam. Tapi kayaknya tahu isi ala-ala risoles agak aneh deh makanya
disamain aja isinya.
Saya juga bikin sekaligus banyak, untuk menu takjil tinggal goreng saja.
Bahan:
10 buah tahu pong atau tahu biasa
digoreng kering
20 lembar kulit lumpia
100 gram wortel iris korek api
Kamis, 14 Mei 2020
1. Pisahkan Keuangan Bisnis dan Rumah Tangga
Banyak pengusaha terutama yang masih skala kecil dan rumahan merasa bahwa memisahkan keuangan bisnis dan rumah tangga itu tidak perlu. Toh hasilnya belum banyak, begitu pikir beberapa pebisnis pemula.
Padahal memisahkan keuangan ini diperlukan agar kita bisa memanajemen keuangan bisnis dengan baik. Dengan memisahkan keuangan bisnis dan rumah tangga kita akan melihat mana hasil bisnis kita selama ini. Modal awal pun dipegang, untungnya pun bisa digunakan untuk menambah modal atau mencukupi kebutuhan sehari-hari.
2. Tertib Pencatatan
Hal yang satu ini penting tetapi terkadang disepelekan. Ya pencatatan keuangan. Banyak yang merasa karena usahanya masih kecil pencatatan tidak diperlukan. Hasilnya ya untung atau rugi tidak kelihatan. Modal habis untuk konsumi juga tidak kelihatan. Maka dari itu penting sekali untuk tertib melakukan pencatatan keuangan bisnis.
3. Rutin Menyusun Anggaran
Menyusun anggaran merupakan bagian yang tak kalah penting. Apa saja yang diperlukan dalam bisnis wajib dicatat untuk kemudian dicari sumber anggarannya.
Untuk menyusun anggaran ini bisa dilakukan mingguan, bulanan bahkan tahunan. Untuk membuat anggaran tentu saja kita harus tahu pengeluaran apa saja yang wajib. Pengeluaran sendiri ada dua macam yaitu pengeluaran rutin dan tidak rutin.
Pengeluaran rutin contohnya listrik, bahan bakar, alat pembungkus (kalau berjualan online) dan lain-lain. Dalam perencanaan awal kita memang hanya bisa mengira dengan target yang sudah dimiliki. Sedangkan di bulan selanjutnya bisa berkaca dari bulan sebelumnya.
Susun anggaran secermat mungkin, agar deviasi kekurangan atau kelebihannya tidak terlalu besar.
4. Buat Target Pendapatan
Jangan takut dengan target. Target akan membuat kita semakin bersemangat dalam berusaha . Ibarat mau jalan-jalan kemana tujuan harus jelas, kalau tidak malah akan terjadi pemborosan bahan bakar karena jalan tak tentu arah.
Setelah menyusun anggaran kita jadi tahu berapa kebutuhan kita untuk usaha. Selanjutnya kita juga harus tahu berapa banyak keuntungan yang ingin kita raih. Dengan begitu kita akan lebih terarah dalam menentukan target seperti berapa banyak produk harus terjual dalam harian, mingguan, bulanan dan tahunan.
Kadang ketika kita melakukan pinjaman untuk modal bisnis hal ini juga harus dimasukkan dalam target keuntungan. Karena pinjaman kita bayar dari keuntungan bukan? Setelah keuntungan dikurangi dengan pinjaman makan akan didapatkan keuntungan bersih yang dapat kita nimati atau bisa juga dijadikan tambahan modal usaha.
5. Alokasi Keuntungan Untuk Tambahan Modal
Seperti yang sudah disinggung di poin-poin sebelumnya, keuntungan dapat kita nikmati atau dapat digunakan sebagai tambahan modal usaha. Tentu saja jika ingin bisnis lebih berkembang kita harus mau berkorban. Dalam artian menyisihkan sebagian keuntungan untuk tambahan modal usaha.
Keuntungan yang dialokasikan untuk tambahan modal ini bisa kita buat dalam bentuk persentase. Persentasenya juga sesuai dengan kemampuan finansial kita masing-masing. Pengeluaran konsumsi sebaiknya juga dihemat jika perlu agar bisnis berkembang dan akhirnya bisa menikmati hasilnya.
Itulah lima tips manajemen keuangan untuk bisnis. Mudah dibaca namun
terkadang sulit diterapkan. Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat dan kita semua
dapat meraih kesuksesan.
Sabtu, 09 Mei 2020
Celengan
Si Sulung dan Si Tengah merengek minta celengan. Katanya mau menabung. Hehehe bagus juga sih pikir Emak. Soalnya celengan yang lama juga sudah rusak alais sudah dibobol.
Akhirnya Bapak sendiri yang turun membeli. Emak dan anak-anak menunggu di dalam mobil, kebetulan aktivitas Bapak terlihat dari dalam mobil.
“Lihat tuh Bapak mengambil celengan Pikachu,” ujar Emak.
Perhatian anak-anakpun teralihkan.
“Untuk aku ya Mak,” ujar Si Tengah.
“Ya,” jawab Emak.
“Nah tu Bapak ambil celengan apa tu?” terlihat Bapak mengambil celengan berwarna merah.
“Kayaknya celengan iron man, yeay untuk aku!” teriak Si Sulung.
“Untuk aku!” tiba-tiba Si Bungus protes.
Tapi keriuhan kembali terjadi manakala Bapak meletakkan celengan pikachunya. Si Tengah yang sudah kepincut sama celengan tersebut mulai protes. Tapi kemudian dia diam ketika gantinya adalah celengan kuda poni.
Sementara itu Si Sulung dan Si Bungsu sama-sama ngotot maunya celengan Iron Man.
“Udah stop! Mas kamu bilang sama Bapak apa celengan yang dimaui adek-adek ini ya,” perintah Emak.
Si Sulung langsung siap sedia dan melangkah keluar. Namun baru selangkah dia sudah balik masuk mobil lagi. Sementara pramuniaga yang melihatnya dan Emak tertawa-tawa.
“Sudahlah Mak!” Si Sulung merasa malu. Bagaimana tidak dia turun mengenakan helm dan bantal leher. Lupa kalau masih asyik main Iron Man dengan adik bungsunya.
“Mak tadi mau bilang tapi kamu udah lari duluan.”
-end-
Jumat, 08 Mei 2020
Emak meringis saat mengecek saldo rekeningnya di akhir bulan. Sementara itu meteran listrik di teras sudah menjerit-jerit, tanda minta diisi.Jangan ditanya rekening Bapak ya, karena rekening yang satu itu khusus untuk bayar kreditan.
“Padahal gajian tinggal dua hari lagi, coba beli pulsa listriknya bisa dua hari lagi,” gumam Emak meski tiu adalah suatu kemustahilan. Jangankan dua hari paling beberapa jam kedepan kwh listriknya sudah nol.
Emak kemudian mengecek marketplace tempat dia membeli pulsa. Masih ada sisa saldo dan poin yang bisa ditukar untuk belanja. Akhirnya Emak dapat ide untuk menggunakan segala daya agar pulsa bisa terbeli.
Emak masih asyik transfer ketika tiba-tiba pintu kamar mandi digedor.diiringi suara tangis yang dramatis.
“Maaakkk maaakkkk mas nakal Mak… hua hua hua ….,” jerit Si Tengah.
“Iya tunggu,” sahut Emak.
Emak memang sedang menggunakan gawainya di kamar mandi. Apalagi kalau bukan untuk menghindari perang dunia. Kamar mandi adalah tempat teraman karena bisa berdalih sedang mandi, pipis dan lain-lain.
“Maak cepatlah Mak…. hua … hua …,” Si Tengah makin menjadi.
Emak jadi gugup kalau sudah kayak gitu. Tapi akhirnya selesai juga transaksi yang harus dilakukannya. Tinggal menunggu nomor tokennya.
“Kenapa sayang?” Emak segera menggendong Si Tengah setelah sebelumnya menyembunyikan gawainya di dalam saku baju yang tergantung di kamar mandi.
“Mas nakal Mak, gak mau main sama aku,” adu Si Tengah.
Emak kemudian mengakurkan Si Tengah dan Si Sulung. Akhirnya mereka main bersama. Setelah kondisi aman, Emak mengambil pensil dan kertas, kembali masuk ke kamar mandi untuk mengecek token pulsa listrik.
“Aaaaaa!!!!” jerit Emak.
“Kenapa Mak?” tiga buat hati Emak langsung bersiaga di depan pintu kamar mandi.
“Ada kecoak kalian balik main lagi aja,” kata Emak, suaranya agak sendu. Apalagi token yang ditunggunya tidak muncul. Bukan karena kena tipu, tapi karena Emak salah beli, bukan pulsa listrik yang dibelinya tapi pulsa untuk kartu selulernya.
-end-